Kamis, 04 Juli 2013

Let’s get T2 (Togetherness and Teamwork) through IKMB Camp


 “Siang itu, wajah semi optimis telah melanda. Binar ketangkasan namun melekat. Kerja keras yang dibangun masih terpatri. Silau, silau sekali. Air matanya menyejukkan qalbu. Mereka ada bukan minta di puji. Apalagi di gaji. Mereka terbangun atas panggilan hati. Hadir dengan misi”
                                                                                                                               Cinangka, 27 Juni 2013

Selasa sampai kamis yang lalu, tepatnya 25 – 27 Juni 2013, Keluarga mahasiswa Banten asal Universitas Negeri Jakarta (IKMB UNJ) mengadakan acara IKMB Camp. Acara yang bertujuan untuk mendekatkan rasa kekeluargaan pada diri mahasiswa asal Banten. Mengambil judul Camp, karena wujud IKMB untuk saling merasakan berkumpul dalam satu atap, satu perjuangan dalam kesederhanaan. Output dari kegiatan ini diharapkan mampu mendekatkan lagi pada setiap mahasiswa yang belum terjalin secara akrab atau akibat gap yang ditimbulan dimasa lalu.

IKMB Camp, bertempat di Villa Geraldine, Cinangka Banten. Sengaja memilih lokasi di daerah sendiri (Banten), karena untuk meresapi eksotika Banten itu sendiri. Banten mempunyai wahana rekreasi yang masih menjadi primadona wisatawan. Sejatinya sebagai warga Banten sendiri senantiasa membagikan keindahan tersebut ke khalayak umum. Ragam budaya yang terlahir di tanah santri ini turut menghiasi Bumi Banten.

Acara dimulai dari hari selasa siang dengan disuguhi permainan asyik menambah khasanah pengetahuan tentang masih-masing keluarga. Senyum dan ketawa riang menebar dalam suasana. Ditemani oleh suara deburan ombak yang membangkitkan senyum pada pikiran. Birunya laut menyulap rasa rindu atas Sang Maha Agung, negeri bahari yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dalam buaian Khatulistiwa.

Malamnya ditutup dengan rasa bahagia dalam satu atap kekeluargaan. Meresapi lebih dalam paguyuban yang telah terbangun untuk terus menebar kebermanfaatan. Wajah – wajah asli mereka kelihatan. Rumah kecil di selasar pantai mengikat kita akan pentingnya menjalin keakraban. Menjalin kerinduan dikala jauh.

Esoknya di sambut hangat oleh kicauan burung yang mengiringi setiap helaan acara. Tawa – tawa riang sambil merelaksasi anggota tubuh. Lalu berjalan ringan hingga mata tak jemu untuk terus berbelanja. Dimanjakan oleh pantai yang melambai – lambai. Sorak riuh bermain air. Memeluk ombak saling canda. Inilah kita, keluarga yang telah terbangun dari mimpi yang sama.


Dilanjutkan dengan pembahasan mengenai internal. Mimpi – mimpi untuk paguyuban dituangkan. Serta membuat keutuhan paguyuban. Diselingi canda namun tak mengubah esensi. Orang aktivis bilang rapat kerja (raker), namun apalah. Kita bukan menyebutnya ini. Yang paling terpenting keutuhan dan kekuatan ini kita dapatkan. Untuk menghidupkan paguyuban yang lebih baik dan merajut Banten dengan kehangatan. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga pun dirumuskan.

Sorenya, kita kedatangan tamu istimewa. Seorang Tokoh asal Banten, Pak Sanuji. Beliau cukup peduli dengan Banten. Pengabdiannya telah nyata dirasakan oleh masyarakat Banten walaupun belum secara menyeluruh. Namun aksinya ini, bukan tidak mungkin, kita semualah yang nantinya akan melanjutkan aksi nyata dari Beliau. Memberikan senyum terbaik untuk Banten. Beliau saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Legislatif Daerah Provinsi Banten sekaligus bekerja di Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak. Salah satu kepedulian beliau dituangkan dengan membangun Sekolah Islam yang unggul walau berkedudukan di daerah. Serta kegiatan – kegiatan sosial lainnya.

Obrolan ringan dibuka. Beliau memaparkan tentang Banten dari segala potensinya hingga sisi negatifnya. Begitu beruntungnya saat itu. Kita semua tahu tentang Banten, terutama dari segi pendidikan dan pembangunannya. Beliau mengatakan, “Banten itu seperti rumah bagian belakangnya Jakarta, sedangkan Bogor, Cianjur hingga Bandung adalah Teras depannya. Jakarta bisa dikatakan sebagai rumah intinya. Pemilik rumah tentu akan menghabiskan waktunya di teras. Bukan di belakang. Lihat saja pada saat weekend tiba, warga Jakarta lebih memilih teras dibandingkan rumah belakangnya”

Dari obrolan tersebut, kita semakin paham tentang posisi Banten saat ini. Namun ketika beliau memaparkan dari segi peluangnya, kita semakin yakin bahwa Banten adalah daerah yang strategis sebagai gerbang utama aset Indonesia. Hingga beliau menyimpulkan, kita semua yang akan menjadi garda terdepan untuk Banten itu sendiri. Obrolan tak kunjung puas, hingga matahari tak terasa mau mengumpat lagi. Malamnya dilanjutkan dengan pengautan internal yang sempat terpotong saat obrolan dengan Tokoh Banten.

Jelang tengah malam, kita pun bermusyawarah dalam keluarga kecil. Menentukan kepala keluarga yang akan memimpin IKMB selama satu tahun mendatang. Malam semakin judes dengan nuansa serius dan khusyuk. Ada yang khusyuk tertidur, ada yang mengganjal matanya hingga tak kelihatan tidur. Semangat tak henti terus terpancar. Hingga akhirnya terpilih Kepala Keluarga baru yang akan meneruskan eksistensi IKMB di mata Banten dan almamater. Mardy, terpilih meneruskan tongkat estafet itu dari Calon Kepala Keluarga yang di usung yaitu Moan dan Dimas.

Kepala keluarga (ketua) di pilih untuk menambah kekuatan dalam menjalankan roda IKMB yang akan dihadapi selama ini. Sumardi, atau yang lebih akrab di panggil Mardi ini salah satu pemuda asal Serang Banten. Beliau kelahiran serang asli. SD, SMP, sampai SMA dihabiskan di Banten. Bisa dikatakan putra Banten tulen. Cukup peduli dengan Banten, terbukti dengan aksi nyatanya yang selalu dituangkan di Banten. Beliau bukan primordial, namun rasa kecintaan yang telah terbangun sejak kecil mendorong semangatnya untuk mengabdi kecil di Banten. Beberapa tulisan dan programnya telah di aplikasikan di tanah kelahirannya.


Esok hari, ditutup dengan kehangatan keluarga. Tertawa dalam sajian permainan asyik yang dapat mengocok perut. Tak tahan dengan tingkah konyol dari setiap keluarga. Lalu diteruskan dengan bermain – main riang di pantai. Beratraksi dengan ombak yang datang. Rasanya, ini suatu hal yang tak boleh terlewatkan.
Terima kasih IKMB, terima kasih semuanya. Senyum ini kami haturkan untuk Banten dan Almamater.


2 comments: